Jakarta - Aroma gusur-menggusur frekuensi di pita 2,5
GHz mulai tercium. Gelagat ini menyeruak demi menyambut hadirnya
jaringan Long Term Evolution (LTE) sebagai generasi keempat teknologi
seluler (4G).
Menurut Plt Dirjen Postel Kementerian Kominfo,
Muhammad Budi Setiawan, pihaknya tengah mengkaji pita frekuensi yang
memungkinkan untuk bermukimnya teknologi LTE ini di Indonesia.
"Kami masih mencari frekuensi yang available. Sementara
perkiraan di 2,5 GHz. Tapi frekuensi itu masih ditempati oleh
Indovision. Kita sudah beberapa kali ketemu sama mereka, sekarang lagi
dicari solusinya," kata Budi di Jakarta, Selasa (11/5/2010).
Postel,
kata dia, tengah mengkaji dan menghitung besaran frekuensi yang
dibutuhkan untuk LTE. Indovision yang menghuni 2,5 GHz, dinilai
mengantungi frekuensi cukup besar dengan lebar pita 150 MHz.
"Sesuai
kebutuhan saja, tidak digusur semua. Ini kan cuma salah satu alternatif
karena Indovision juga sudah punya banyak pelanggan," jelas Budi.
Berdasarkan catatan, Indovision memiliki 700 ribu pelanggan.
Gusur-gusuran
soal frekuensi bukan kali ini saja terjadi. Dulu, saat 3G baru akan
digelar beberapa tahun silam, sekitar 2005, Telkom Flexi dan Indosat
StarOne sempat diminta untuk pergi dari frekuensi 1900 MHz ke 800 MHz
demi berlangsungnya 3G.
Sementara ketika dikonfirmasi, Corporate
Secretary Indovision Arya Mahendra Sinulingga, membantah pihaknya telah
melakukan pertemuan dengan Postel untuk membicarakan soal penataan
frekuensi untuk LTE. "Belum pernah ada pembicaraan soal itu," sergah
Arya